Percakapan bodoh dengan teman-teman saya;
Grace : " ..., sedih banget ya , bebeb curhatnya sama anjing (T_T)"
Tyas : " Jadi lo nggak nganggep gw, Isty. sama Sammy ?! Emang kuang "ANJING" apa lagi sih gw beb ?"
Isty dan Semmy : (--")
Ersa : " HAHAHAHAHAHA "
Grace : " Maaf ya, Yas . Gw lupa. "
Ngomong-ngomong soal anjing, kata orang-orang, anjing itu sahabat yang paling setia dengan manusia. Jadi teringat film "HACHIKO". Seekor anjing Akita, yang sebenarnya bukan untuk dipelihara dan di jadikan sebagai "Teman Bermain" di rumah. Anjing jenis tersebut digunakan untuk urusan militer di Negeri Matahari Terbit tersebut. Yang mengejutkan adalah kesetiaanya yang secara rasional agak kurang rasional. Setiap hari Haciko diajak oleh majikannya untuk berkeliling komplek permahan dan tempat-tempat yang majikannya sering datangi. Setelah beranjak dewasa, Haciko dapat mengingat semua tempat yang selalu ia datangi bersama Tuannya. Terutama Stasiun kereta dan jalan menuju ke rumahnya. Secara berkala, Tuannya memandikan, mencarikan kutu, bermain dan menghabiskan waktu bersamanya. Sampai suatu ketika, Tuannya meninggal saat bekerja dan ia tidak pulang seperti biasa. Biasanya, tanpa di perintah, Hachiko akan keluar dari rumahnya saat pagi hari untuk menghantar Tuannya berangkat kerja ke stasiun dan saat senja tiba, ia kembali menunggu Tuannya di depan stasiun untuk pulang bersama. Namun kenyataannya berkata lain. Hachiko selalu setia menunggu dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, sampai musim dan tahun berlalu terus. 9 tahun ia setia menunggu di sebrang stasiun untuk menanti Tuannya pulang, Menyambutnya dengan senyuman dan berkata " Hachiko, anak pintar. Mari kita pulang ."
Setelah penantian panjang, Tuannya datang dalam mimpinya dan menjemput Hachiko untuk ikut bersamanya. Dengan kata lain, Hachiko pergi untuk selama-lamanya.
Anjing, makhluk yang memiliki gigi tajam dan kuat, namun bisa menjadi sahabat manusia. Kesetiaannya melebihi kesetiaan binatang lainnya. Sedikit berandai-andai, saya imgin bisa mengerti apa yang di pikirkan dan di rasakan oleh makhluk hidup lainnya (selain manusia). Manusia bisa berbicara untuk menyampaikan isi hatinya, apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka inginkan. Binatang dan tumbuhan bagaimana? Apa yang bisa mereka katakan pada manusia? Secara tingkah laku dan keadaan fisik, manusia bisa mengerti karena manusia mempelajari bagaimana memperlakukan sesama dan makhluk hidup lainnya. Misalnya, saat tumbuhan kelaparan dan belum mendapatkan makanan, mereka akan terlihat layu. Binatang akan duduk lemas karena belum mendapatkan apa yang menjadi hak mereka.
Beberapa waktu yang lalu, disiarkan di televisi berita anjing menerkam manusia sampai manusia tersebut kehilangan nyawanya. Di saat melihat cuplikan berita tersebut, saya berfikir, akan semakin bertambahlah orang-orang yang menganggap hewan tersebut bukan sahabat manusia, melainkan predator. Apa memang benar anjing tersebut akan menerkam dan membunuh manusia tanpa sebab? apa semua anjing akan melakukan hal seperti itu? Jawabannya Tidak. Di akhir berita tersebut, memang dikatakan bahwa anjing-anjing tersebut di tempatkan di dekat gudang usaha. Anjing-anjing tersebut di latih dan di tugaskan untuk menjaga daerah dan lingkungan sekitar gudang terhadap orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mungkin korban sedang dalam keadaan mabuk atau meganggap anjing tersebut dapat di takut-takuti sehingga kabur jika ia berani menggertak anjing-anjing tersebut. Tetapi memang menyedihkan sekali, korban salah perhitungan, ia malah kehilangan nyawanya.
Teman saya berkata, beberapa orang memperlakukan BINATANG layaknya MANUSIA. Di rawat, di perhatikan dan di jaga. Karena mereka berfikir dan merasakan, saat lapar dan haus bagaimana, saat tidak mandi seperti apa, saat sehat ataupun saat sakit bagaimana rasanya. Tetapi, sebagian orang lainnya memperlakukan MANUSIA seperti BINATANG. Contoh yang akrab di telinga dan mata kita adalah pelecehan seksual, kasus HAM, dan masih banyak lagi contoh kasus lainnya. Apa pantas kita mendapat penghargaan dari Tuhan bahwa kita makhlik yang paling agung? Selain karena kita memiliki akal, apa bedanya kita dengan binatang? Apa dengan alasan " Untuk bertahan hidup " wajar-wajar saja kita berprilaku seperti binatang atau sah-sah saja kita memperlakukan orang lain seperti binatang?
Apa yang bisa anda perbuat jika keadaannya berbalik? Apa yang anda harapkan pada Kaum Penjajah tersebut? Seorang bijak pernah berkata, " Segala sesuatunya ada perhitungannya. Apa yang kita tebar, itu yang kita tuai. "
No comments:
Post a Comment